Sambungan dari
Jalan Hidup - Part 1
Bagi saya, mengingati masa lalu bukan bererti saya dibelenggu masa lalu. Dari masa lalu itulah, kita justeru berikhtiar memperbaiki masa depan. Semua kenangan itu membentuk peribadi saya menjadi lebih kebal cubaan. Dalam kepenatan hidup, saya lebih mudah menertawakan diri sendiri. Saya merasakan susah dan bahagia sebagai teman akrab. Yang namanya bahagia itu ya susah. Yang namanya susah itu ya bahagia. Susah dan senang adalah bagian dari kehidupan yang terus-menerus saling mengisi. Kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan, ketika kita tidak menggeluti kesusahan.
Dalam rimbun tantangan itu, saya berkeras diri mewujudkan mimpi-mimpi. Agama mengajarkan, manusia adalah khalifah. Kehadiran manusia di muka bumi ini tentu bukan untuk bertamasya. Setiap manusia mengemban amanat yanv tak ringan. Agar taj biasa-biasa sajs, perjalanan waktu harus dumajnai sebagai kurun masa bajtu. Kerja keras adalah bukti tanggung jawab kita sebagai khalifah.
Perjalanan panjang nan berliku ini mengajarkan saya banyak hal. Dari sisi bisnis, kalau pun bisa diringkas, setidaknya ada tiga hal penting yang harus dicamkan. Pertama, jadi pengusaha itu harus berani. Kedua, selalu rawat jaringan. Perbanyak silaturahim. Agama benar ketika menyatakan bahawa silaturahim adalah pintu rezeki. Ketigs, peka terhadap perubahan. Bisnis itu selalu dinamik. Apa yang jadi trend pasar setahun lalu, belum tentu diminati pada tahun ini.
Dalam hidup ini, saya merasa beruntung telah total dalam nempertaruhkan segalanya. Saya terjun dalam arus air yang menantang. Dalam hal ini saya beruntung menpunyai keluarga saling mengingatkan di saat bahagia agar tak terlena.
Bersambung...."Bahagiakan Emak, Hidup jadi Enak"